Header Ads

007: Spectre, kembalinya agen flamboyan dengan tema Illuminati [Review dan Analisis]



Oke siapa yang tidak kenal agen rahasia bergaya flamboyan asal dari negara inggris ini. James Bond adalah franchise film yang terus diperas untuk meraup keuntungan yang lebih besar. Sejak film terakhirnya Skyfall di tahun 2012, keluarlah satu lagi film James Bond yang terbaru di tahun 2015 dengan judul kali ini Spectre. Dengan kisah yang saling terkait satu sama lain dari Casino Royale, Quantum of Solace, dan Skyfall, dimana musuh-musuh yang pernah di hadapi James Bond sebelumnya ternyata merupakan bagian dari organisasi kriminal terbesar di dunia Spectre. Ditambah dengan banyaknya aktor kawakan dan 2 diantaranya pemenang Academy Award’s, What could go wrong? Well.. apparently Spectre is not kind of Bond movie we highly Expected.


James Bond 007 Spectre kembali lagi di tahun ini setelah sukses besarnya di salah satu film sebelumnya Skyfall yang ditangani oleh direktor yang sama Sam Mendes, namun alih-alih mampu menyajikan sebuah sequel dengan tema dan cerita yang menarik, justru jalan cerita Spectre tidak jauh berbeda dengan film Skyfall. Bisa dibilang bukanlah salah satu film yang memberikan dampak besar di tahun 2015 ini. Spectre tidak pantas disejajarkan dengan film-film besar yang sukses di tangga film 2015, dengan cerita dan aksinya yang biasa saja, tidak ada kesan menarik atau memukau di balik filmnya, Spectre dengan sangat disayangkan tergolong film “Ok” atau biasa saja. Saya pribadi tidak memiliki ketertarikan dan malas untuk melihatnya ke-dua kalinya karena film Bond yang baru ini teralu Decent. Jika tidak ada embel-embel 007 yang sudah melekat dan terdengar umum di masyarakat, saya percaya bahwa film ini akan terpuruk dan tidak teralu menjual di masyarakat. The creativity is dead on this one.


Seperti biasa dalam ceritanya James Bond kembali lagi sebagai agen rahasia MI7 dengan gaya flamboyan ia kali ini berhadapan dengan organisasi (lagi) yang jauh lebih super rahasia (lagi). Meskipun film baru namun tema yang diangkat kali ini secara garis besar terlihat sama seperti film sebelumnya (Skyfall). Spectre adalah film james bond yang paling mengecewakan diantara semua film Bond’s yang pernah diperankan oleh Daniel Craig, tidak heran ia lebih memilih memotong pergelangan tangannya sendiri ketimbang memerankan film 007 lainnya di masa yang akan datang.


Cerita yang ada di dalam film 007 : Spectre lebih terlihat gampang ditebak, membosankan, dan biasa. Seperti yang saya bilang sebelumnya tidak ada hal yang spesial atau baru untuk di tampilkan di sepanjang film ini. Terlihat Spectre seperti organisasi super rahasia seperti Illuminati atau Freemason yang mengendalikan dunia dalam genggaman mereka, namun semua berubah ketika James Bond menyerang. Yep.. bisa dibilang siapa yang menang dan siapa yang kalah di film Spectre. Sangat disayangkan James Bond melawan organisasi ala Illuminati ini sangat membosankan untuk di lihat selama 2 jam lebih.


Plotnya sendiri mengambil tempat dan waktu dimana MI7 mengalami perubahan besar ketika M yang baru (Ralph Fiennes) memegang jabatannya setelah M sebelumnya telah meninggal. Program 00 mulai dipertanyakan dan terancam dibubarkan oleh Denbigh (Andrew Scott) karena dianggap sudah ketinggalan jaman dan tidak lagi diperlukan lagi perang sepionase antar negara-negara besar. Meski begitu Bond (Daniel Craig) tidak peduli jika ia diberhentikan sebagai agen rahasia MI7, karena ia mengemban misi dari mendiang M (Judi Dench) untuk menelusuri organisasi rahasia Spectre yang katanya super rahasia namun dengan mudahnya Bond menyusupi organisasi tersebut lewat pintu depan. Tidak ada ba bi bu, atau twist ,atau plot tersembunyi sang pemimpin Oberhauser (Christoph Waltz) langsung ditampilkan sejak awal film secara blak-blakan. Dimulailah perjalanan panjang sang Agen flamboyan tersebut untuk menaklukan organisasi super besar ini dengan caranya dia sendiri..somehow.


Tanpa bantuan dari atasan dan organisasinya, tetap saja Bond tetap mendapatkan bantuan dari orang-orang penting dalam organisasi MI7 seperti Q dan MoneyPenny. Ia tidak terlihat kesulitan dan tidak kehilangan pesona glamornya sepanjang film, sangat disayangkan bahwa ia terlihat seperti sangat bergantung pada orang lain.


Aksi dalam film Spectre sendiri terlihat biasa saja dan tidak ada yang memorable atau mengesankan. Terlihat biasa karena aksinya tidak jauh berbeda seperti film sebelumnya (lagi) : kejar-kejaran antar kendaraan, baku tembak antar Bond dengan musuhnya, dan Bond, seperti biasa meledakkan tempat-tempat ketika ia kabur, seperti 2 film sebelumnya (Quantum of Solace, dan Skyfall). Saya harus mengakui bahwa aksi yang disajikan dalam film Kingsman yang meskipun mengangkat tema agen rahasia yang sama namun memiliki aksi yang jauh lebih menarik ketimbang film Spectre.


Para karakter antagonis yang diperankan oleh 2 aktor berbakat yaitu Christopher Waltz, dan Andrew Scott justru sama sekali tidak terlihat mengesankan dan sangat terlihat biasa saja. Sangat disesalkan bahwa pengembangan karakter antagonis dalam film Spectre terlihat kurang serius, dan justru mematikan kharisma dari 2 aktor besar itu dan tidak menarik potensi penuh dari mereka.Contohnya saja ketika 2 karakter antagonis tersebut muncul pertama kali dan diperkenalkan dalam filmnya tidak membuat saya terkesan sama sekali, tidak ada hal yang spesial untuk memperkenalkan mereka dari sang direktor, dan secara langsung membuat 2 kharisma aktor tersebut tidak teralu menonjol dan memberikan dampak yang besar dalam film ini. Yang saya maksud dengan kharisma adalah, tidak adanya sesuatu yang mengintimidasi, atau menggertak sang karakter utama Bond entah itu Oberhauser maupun Denbigh. Saya sendiri yakin jika saja karakter Oberhauser dan Denbigh lebih dimatangkan kembali dalam ceritanya, maka tak ayal bahwa film Spectre akan menerima respon positif dari setiap orang.


Teralu banyak percakapan atau penjelasan terhadap sesuatu yang tidak penting dimana membuat sebagian besar dalam film Spectre sangat membosankan untuk di ikuti, film James Bond adalah film aksi namun terlihat dirombak agar terlihat agar lebih Smart bagi para penontonnya, entah itu untuk generasi tua atau generasi muda yang baru menonton film 007. Membuat James Bond penuh akan percakapan justru menghilangkan esensi utama dari film James Bond itu sendiri, dan menghilangkan sebagian besar daya tariknya untuk para penontonnya, jujur saya sendiri sulit memahami ceritanya karena dan semua karakter yang ada di film ini teralu dipaksakan untuk terlihat berkelas, wtf man all of them is not even classy, they all looks so fuckin miserable for God sake.


Bahkan closing dari film Spectre terlihat sangat malas di garap, terlihat tidak ada hal yang berkesan ketika Bond pergi dengan kekasih barunya. Closing-nya sendiri tidak bisa membuat orang berdecak kagum atau terkesan. Bayangkan saja Closing-nya hanya menampilkan Bond bersiap-siap pergi dengan kekasih barunya menggunakan mobil favoritnya Aston Martin DB5 dimana mobil tersebut hanya di tampilkan sepanjan 5 detik di awal dan 10 detik di akhir film… wut?!


Mengesampingkan ceritanya yang begitu datar dan tak terlihat ambisius, Spectre ingin menampilkan masa lalu Mr.Bond lebih dalam dengan mempertemukannya dengan saudara tirinya. Spectre sepertinya adalah film dimana Bond mendapatkan kesempatan keduanya dan ia mencoba agar dirinya bisa dimaafkan atas kesalahannya di masa lalu. Bond mencoba mewujudkan permintaan terakhir mendiang M sebagai bentuk permintaan maafnya terhadap M, ingat bahwa Bond adalah salah satu agen 00 yang paling sering melanggar peraturan, tidak bisa dikendalikan, dan satu-satunya yang paling berani membangkang entah siapapun M-nya jika pandangan mereka tidak sama dan saling bertentangan. Bond adalah salah satu agen yang akan bisa bekerja tanpa bantuan agensinya sampai tujuannya tercapai. Selain itu Bond di Spectre tidak banyak memperlihatkan gadget canggih seperti biasanya, dimana ini menggambarkan bahwa Bond adalah agen yang tidak bergantung dengan gadget super canggih seperti film 007 sebelumnya.


Selain itu film 007 otentik dengan istilah “Bond’s Girls” dimana hal yang wajib untuk dihadirkan dari setiap filmnya. Sang maniak sex kembali berhasil mendapatkan Lucia (Monica Belluci) seorang istri yang baru saja menjadi janda akibat suaminya meninggal akibat dibunuh oleh Bond. Belum ada 1 hari setelah suaminya dikubur Bond berhasil meniduri sang janda dengan alasan informasi yang kurang begitu penting untuk didapatkan. Tidak puas dengan janda ia mulai mencari daun muda Madelaine (Lea Seydoux) dan Bond berhasil kembali membuat wanita tersebut menjadi seorang anak yatim karena ayahnya dipaksa bunuh diri oleh Bond. Seriously this man is sociopath. Dan seperti biasanya 2 wanita tersebut sama sekali kurang berpengaruh di dalam film Bond, meskipun Madelaine harus ikut Bond karena masalah keamanan, kenapa tidak ia lakukan hal yang sama seperti yang ia lakukan ke Lucia dengan mengirimkannya ke Safehouse di Amerika?


Oke secara overall Bond bukanlah film yang patut diperhitungkan dan pantas untuk dimasukkan dalam jajaran film terbaik 2015, alasannya seperti yang saya sebutkan diatas cerita yang kurang matang, dan terkesan teralu buru-buru. Bahkan percakapan setiap karakternya yang memakan porsi lebih besar ketimbang aksinya membuat film ini terlihat membosankan dan tidak membuat excited bagi para penontonnya.


6.1 Untuk Mr. Bond

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.