Header Ads

'Arrival' Review - Pendekatan Yang Unik!

Via Paramount Pictures

Intro

2016 bisa dibilang adalah tahun paling subur munculnya film-film dengan tema yang orisinil meski harus bersaing dengan ketat terhadap film-film superheroes yang masih mendominasi pasar sinema akhir-akhir ini. ‘Arrival’ menjadi salah satu film favorit saya di tahun 2016 dan termasuk film yang wajib anda lihat nantinya. Memiliki alur cerita yang menarik, plot yang bisa membuat otak anda jungkir balik, musik yang bisa membuat merinding, dialog script antar karakternya yang solid, juga sutradara yang membuat script dan screenplay di film menjadi lebih hidup,  seolah membuat setiap aspek didalam film ‘Arrival’ memiliki nilai positif, ‘Arrival’ juga menempati peringkat 4 sebagai salah satu film dengan rating tertinggi tahun 2016 dengan perolehan rating sebesar 94% di website Rotten Tomatoes. Bahkan saat film ini pertama kali muncul di festival film Toronto, banyak media dan kritik yang memuji bahwa film ini adalah salah satu film Sci-fi terbaik yang pernah dibuat.

Plot

Menceritakan Louis Banks (Amy Adams), seorang dosen ahli bahasa yang melihat pemberitaan di televisi mengenai fenomena munculnya 12 objek misterius yang diduga sebagai pesawat alien dibeberapa titik lokasi membuat seluruh dunia gempar, dan Amerika adalah salah satu negara yang dikunjungi oleh objek misterius ini. Akibat fenomena yang diduga mengancam keamanan dan ketentraman publik, membuat Louis dimintai tolong oleh salah seorang perwira senior berpangkatkan kolonel bernama GT Weber (Forest Whitaker) untuk bergabung dengan sekelompok peneliti pilihan negara untuk menafsirkan bahasa yang digunakan alien demi mengetahui tujuan dan alasan para alien ini datang ke bumi.  Louis Banks bersama dengan Ian Donnely (Jeremy Renner) adalah harapan terbaik umat manusia untuk berkomunikasi dengan alien tersebut untuk mencegah kemungkinan terjadinya perang skala besar yang bisa menghancurkan kedua belah pihak.

Kapal Asing Tiba Di 12 Lokasi, Apa Yang Mereka Inginkan? Via Paramount Pictures


Not Typical Mainstream Alien Movies

Jika cerita dalam film-film alien kental dengan terror sang makhluk asing atau aksi yang menegangkan antara sang tokoh utama melawan alien, namun berbeda dengan ‘Arrival’ yang bisa membuat konsep dimana ilmu bahasa dan ilmu fisika menjadi sebuah drama Sci-fi yangmengesankan untuk dilihat. Kita sering kali melihat alien di film-film mainstream yang memiliki konsep yang lebih sederhana jika menyangkut soal bahasa, contohnya seperti ‘Avengers: Age of Ultron’ (2015), atau ‘Transformer’ (2007) dimana para makhluk asing disana mempelajari bahasa manusia melalui internet, atau bahkan tidak berbicara sama sekali, berteriak-teriak, dan bertingkah layaknya orang idiot seperti di film ‘Battleship’ (2012). Film-film seperti tadi menyepelekan hal paling dasar tersebut karena beranggapan teralu membuang screentime dan memilih konsep yang lebih mudah, namun tidak dengan ‘Arrival’ yang menjadikan film satu-satunya film Sci-fi yang memiliki pendekatan lebih dalam dan masuk akal mengenai interaksi antara manusia dengan makhluk asing.

Via Parmount Pictures

Arrival’ memiliki konsep cerita dengan plot yang kompleks, dan lambat, namun jauh lebih rasional jika dibandingkan dengan film alien kebanyakan. Film ini sebagian besar memfokuskan bagaimana Louis mendobrak tembok penghalang, yaitu bahasa, untuk bisa berinteraksi dengan sang makhluk asing disini. Sebagian besar adegannya yang dibebankan kepada karakter Louis, seolah membuat film ini ingin kita mengetahui apa yang sebenarnya terjadi sepanjang cerita melalui sudut pandang karakter utamanya.  Melalui sudut pandang tersebut satu persatu pertanyaan seperti, siapa alien tersebut, darimana mereka datang, apa yang mereka inginkan, tujuan apa yang mereka miliki, dan apa dampaknya kepada umat manusia, mulai terbuka secara bertahap.  

Tetapi jujur saja, bahwa proses menguraikan bahasa sepanjang film adalah bagian yang paling membosankan, bahkan ada naratif tersendiri untuk menjelaskan beberapa bagian agar para penonton bisa lebih paham mengenai keberlangsungan plotnya. Cerita dalam ‘Arrival’ intinya adalah proses bagaimana kita mengerti maksud dari alien tersebut, dan mengapa pemahaman bahasa jauh lebih penting ketimbang aksi ala rambo di kebanyakan film. Menemukan jawaban sebenarnya di akhir film dan melihat kembali kebelakang ceritanya akan menimbulkan sebuah kepuasan tersendiri, semua hal yang membingungkan diawal film akan terbayarkan pada klimaks, hal-hal yang kompleks akan terasa masuk akal ketika kita mengerti keseluruhan yang ada di filmnya. Ceritanya seolah mendorong para penontonnya untuk berpikir kembali mengenai keseluruhan cerita, dan membahas kembali semua kejadian yang ada di filmnya setelah mereka selesai melihat film ini.

Conflict around the World

Jika ada pesawat alien yang tiba-tiba muncul di beberapa titik dunia, mungkin biasanya dipikiran kita bahwa kota-kota akan hancur (terutama Amerika), dan seluruh negara yang ada di bumi tiba-tiba bersatu menghilangkan semua perbedaan, lalu bekerja sama untuk berperang mempertahankan ras manusia dari kepunahan, namun ini bukanlah film blockbuster seperti ‘Independence Day’ (1996). ‘Arrival’ memiliki pendekatan yang berbeda disini, dimana mereka berhasil memperlihatkan sifat manusia yang asli. Pada saat kontak pertama alien kita bisa merasakan suasana yang semakin memanas dan kegaduhan mulai sedikit terasa dilingkungan sekitar Louis, dan seiring dengan berjalannya cerita, suasana mulai tidak terkendali, isu-isu hoax dan teori konspirasi mulai tersebar disepanjang berita, dan kekacauan ini mulai terjadi diseluruh kota didunia. Kita bisa melihat melalui ‘Arrival’ bahwa manusia bisa saling menghancurkan satu sama lainnya jika mereka diliputi oleh rasa paranoid yang berlebihan, dan ketidak tahuan mereka menuntun manusia kepada kehancurannya sendiri.

Kontak Pertama Louis Via Paramount Pictures

Tidak ada hal muluk seperti persatuan seluruh manusia untuk menyelesaikan masalah alien, setiap negara memiliki keputusannya dan tindakannya masing-masing, ‘Every man for himself’ dimana setiap orang berjuang untuk keselamatan dirinya sendiri ketimbang memikirkan konsekuensinya terhadap orang lain. Politik antar negara cukup ditampilkan cukup baik disini, Amerika yang dulu digambarkan sebagai negara superpower yang memegang keputusan dan kendali, disini memiliki keterbatasan Diplomasi seperti negara normal lainnya. Tentunya kekacauan dunia dalam ‘Arrival’ tidak ditampilkan secara agresif atau cepat, semua orang menunggu sebuah kepastian dari orang-orang yang memegang kuasa dan tidak begitu saja menembak roket atau nuklir ke kapal tersebut. Informasi menjadi peran vital disini, dimana informasi tersebut mempengaruhi keputusan yang akan diambil negara-negara adikuasa yang di datangi pesawat asing tersebut. Tidak ada hal yang tergesa-gesa dan semua ketegangan dibangun dengan baik seiring dengan berjalannya cerita.

People Who Make This Movie Happen

Arrival’ sejak pertama rilis mendapat respon yang sangat positif dari media dan para kritikus secara internasional.  Hal ini tentunya tidak lepas dari orang-orang yang bisa membuat film ini begitu emosional dari segi cerita, musik, dan shot yang bisa membuat terpukau para audience-nya.

Dari segi direksi sang sutradara, Denis Villenueve, yang sebelumnya pernah menangani film-film epik bernuansa thriller seperti ‘Enemy’, ‘Prisoners’, juga ’Sicario’ membuktikan bahwa dirinya juga bisa sukses melahirkan sebuah film Sci-fi yang tidak hanya mendapat respon sangat positif dari sebagian besar masyarakat namun juga mendapatkan 8 nominasi Oscars dihampir semua bagian produksinya. Sebelumnya Villenueve memiliki keinginan selama 30 tahun untuk membuat film Sci-fi namun harus ia pendam selama itu karena ia belum menemukan cerita yang tepat, sampai suatu saat ia jatuh cinta kepada cerita pendek “Story of your life” karya Ted Chiang, cerita tersebut adalah hal yang paling ia cari-cari selama ini untuk diadaptasi menjadi sebuah film.

Ted Chiang Via electricliterature.com / Arturo Villarubia

Jika anda sudah terbiasa melihat film karya sang sutradara Denis Villenueve, pasti merasakan bahwa kesan ‘Arrival’ jauh berbeda dari film-film Villenueve sebelumnya. Villenueve adalah salah satu sutradara yang membawa tema gelap dan berat kedalam film-filmnya seperti ‘Sicario’, ‘Enemy’, ‘Prisoners’ dan ‘Incendies’. Tetapi dalam ‘Arrival’ sepertinya Villenueve membuang kesan gelap tersebut dari film ini dan membuatnya jauh lebih ringan ketimbang film yang ia tangani sebelumnya.

Melalui Villenueve ‘Arrival’ menjadi film interaksi antara manusia dengan alien yang sangat menarik untuk diikuti. Villenueve tidak melakukan pendekatan yang rumit dan ilmiah kedalam filmnya, justru ia membuat film ‘Arrival’ sebagai film yang berkomunikasi melalui intuisi. Jika anda tidak mengetahui apa itu bahasa intuisi, mungkin anda pernah disuatu kondisi bertemu atau melihat turis asing yang mencoba berkomunikasi melalui gesture atau menunjuk-nunjuk lokasi atau benda, bahasa intuisi ini seringkali ditemui ditempat kerja atau universitas yang memiliki pelajar asing.

Villenueve tidak hanya memfokuskan perkembangan karakter utama di filmnya, namun ia juga berhasil menghadirkan bagaimana reaksi manusia untuk menghadapi situasi yang belum pernah mereka hadapi sebelumnya. Manusia yang baru pertama kali bertemu makhluk alien diliputi oleh ketakutan, ketegangan, dan sikap paranoid membuat mereka menciptakan ketidak seimbangan, kekacauan, dan kehancuran.

Denise Villenueve Via Indiewire.com
Dan Choen dan Dan Levine adalah 2 produser yang memberikan cerita “Story of your life” langsung ke Denis Villenueve. Keduanya bertemu dengan Villenueve setelah mereka melihat salah satu film karyanya yang berjudul “Icendies”, mengetahui bahwa Villenueve ingin membuat film Sci-fi mereka mencoba memberikan cerita tersebut yang dimana langsung disukai oleh sang sutradara. Villenueve merasa bahwa cerita ini sangat luar biasa menjanjikan tetapi terlihat sulit untuk dijadikan sebuah film adaptasi, ditambah pada saat itu karena ia sedang mengerjakan film “Prisoners” ia tidak memiliki waktu untuk menyesuaikan ceritanya seorang diri.

Choen dan Levine akhirnya bertemu dengan Eric Heisserer (Screenwriter) untuk menulis bagian pertama dari screenplay-nya dan dikirim kepada Villenueve yang menyarankan bahwa mereka harus mengerjakan ulang script dari filmnya. Keduanya (Villenueve dan Eric) mulai bekerja saat Villenueve sedang syuting dan melakukan editing film “Prisoners”.

Sebelumnya film ini akan menggunakan judul asli dari novelnya, namun tidak jadi lantaran keduanya telah banyak melakukan penyesuaian dan perubahan cerita di script. Eric banyak menambahkan berbagai ketegangan dramatis yang tidak ada hubungannya sama sekali di cerita aslinya yang hanya fokus terhadap masalah linguistik semata. Hal itu kemudian menjadi salah satu alasan sutradara untuk menggunakan judul lain ketimbang mengambil judul aslinya, dan alasan lainnya bagi sang sutradara menggunakan “Story of your life” sebagai judul malah justru membuat filmnya terdengar seperti film komedi romantis dan sama sekali tidak terdengar seperi film Sci-fi. Akhirnya setelah memutar otak cukup lama dan ratusan judul muncul sebagai rekomendasi, akhirnya mereka mengambil 1 judul yang sebelumnya direkomendasikan oleh salah satu produser tiga tahun yang lalu, “Arrival”, menjadi pilihan judul terbaik bagi film ini, meskipun bukan judul yang ideal bagi sutradara tetapi pilihan itu adalah yang terbaik pada saat itu.

Johann Johannson adalah komposer dari film ini dan adalah salah satu orang yang berjasa membuat film ini begitu emosional.  Johann sudah 2 kali menangani film dari Denis Villenueve dan ‘Arrival’ adalah ketiga kalinya komposer ini berkolaborasi oleh sutradara yang berasal dari Perancis itu. Saat ini banyak film-film yang teralu banyak menggunakan musik disetiap adegan yang justru mengganggu filmnya, namun ‘Arrival’ tidak teralu banyak memutar musik setiap ada kejadian tertentu dan hanya menggunakan musiknya jika dibutuhkan dibeberapa adegan saja agar lebih emosional. ‘Arrival’ memberikan kita ruang untuk merasakan kesunyian tersebut, dan membuat suara lainnya yang turut membangun suasana bisa lebih jelas terdengar.

Johann Johannsson Via welkermedia.com
Cerita menarik lainnya datang dari studio yang memproduksi film ini yaitu Paramount Pictures. Ketika sang sutradara, Denise Villenueve, datang menemui kepala pimpinan dari studio ini, mereka mengatakan bahwa film yang ingin dibuat Villenueve adalah film yang ingin mereka buat. Paramount beralasan bahwa film ini adalah jenis film yang selama ini mereka tunggu dan film sejenis ini sudah mulai hilang dari studio sejak dulu. Paramount telah kehilangan kesempatan untuk mengambil film ‘Sicario’ dari Lionsgate yang sangat mereka sesali sampai saat ini, hal itu membuat studio Paramount menjadi lebih agresif terhadap ‘Arrival’ untuk menghancurkan para pesaing mereka. Tentunya tidak hanya Paramount yang ingin mendapatkan hak paten dari ‘Arrival’, ada 5 atau 6 studio besar yang ingin mendapatkan paten tersebut.

The Right Choice

Karakter utama ‘Arrival’ yaitu Louis Banks yang diperankan oleh Amy Adams yang merupakan pilihan utama untuk memerankan protagonis disini, dan saat ia membaca script dari film ‘Arrival’ ia langsung jatuh cinta dan langsung mengambil tawaran tersebut kurang dari 24 jam.  Keputusan Amy Adams untuk langsung mengambil tawaran tersebut adalah hal yang tepat, dimana Louis Banks adalah peran terbaik yang pernah ia lakukan sepanjang karirnya di 2016.

Karakter Louis dikembangkan dengan sangat baik sepanjang film, selain itu Louis adalah karakter protagonis wanita yang dipenuhi oleh harapan dan rasa optimis yang tidak membuat dirinya terpuruk begitu saja, karakternya tidak terlihat lemah atau bergantung pada suatu hal yang membuat mereka feminim, Louis adalah karakter wanita yang cukup kuat untuk menghadapi situasi sulit sekalipun. ‘Arrival’ adalah film yang memiliki suasana emosional, dan Amy Adams berhasil mengeluarkan semua emosi yang dibutuhkan agar kita juga ikut merasakan simpati dari situasi yang Louis alami.

Paramount Pictures

Karakter lainnya yang ikut meramaikan film ini adalah Ian Donnely yang diperankan oleh Jeremy Renner. Sayangnya karakter Ian di film ini seperti kurang mendapat bagian penting atau yang signifikan untuk mempengaruhi ceritanya. Jeremy Renner memerankan karakter Ian dengan mengesankan, namun bagaimana karakter tersebut dikembangkan sepanjang cerita sangatlah sedikit untuk mendapatkan perhatian lebih. Hal ini mungkin disebabkan bahwa bagaimana cerita di film ini berpusat dan segala sesuatunya berkaitan dengan Louis Banks.

Ian Donnely Via Paramount Pictures

Forest Whitaker yang pernah memenangkan Oscar juga turut meramikan film ini dengan berperan sebagai Kolonel GT Weber. Whitaker yang memerankan pemeran pembantu disini mendapatkan screenplay lebih besar ketimbang di film sebelumnya Star Wars yang kehadirannya teralu singkat. Whitaker yang memiliki tanggung jawab sebagai seorang perwira senior disini diperankannya dengan sangat baik, ia berhasil mempelihatkan tekanan demi tekanan kepada Louis Banks sepanjang ceritanya untuk mendapatkan jawaban mengapa alien datang ke bumi.  

Kolonel Weber Via Paramount Pictures

Overall

Arrival’ tanpa diragukan lagi adalah film sci-fi terbaik di 2016 dan pantas untuk dibilang sebagai salah satu film yang terbaik sepanjang masa. Jika kebanyakan film alien lebih menyoroti secara kontras  konflik fisik antara manusia dan alien, ‘Arrival’ memiliki pendekatan yang membuka pandangan baru dimana komunikasi adalah hal yang jauh lebih penting untuk diperhatikan.

Arrival’ memiliki cerita dan plot yang lambat sekaligus kompleks sebagai film sci-fi  yang diadaptasi dari novel karya Ted Chiang berjudul ‘Story of your life’. Eric Heiserrer yang bertanggung jawab atas script dan screenplay di film ini mampu menambahkan drama-drama yang membuat filmnya jauh lebih menarik tanpa menghilangkan bahwa ceritanya tetap berada dalam pandangan Louis Banks. Banyak aktor yang bermain difilm ini langsung menerima tawaran dari sang sutradara ketika mereka membaca script-nya pertama kali termasuk Amy Adams yang antusias menerima tawaran tersebut kurang dari 24 jam.

Meski semua sebagian besar perhatian filmnya banyak dibebankan kepada karakter utamanya, namun tidak menghilangkan suasana konflik antara manusia dengan alien. Dari ‘Arrival’ kita bisa melihat bagaimana situasi yang tidak kelihatannya tidak mengancam bisa membuat manusia menghancurkan satu sama lain karena dipengaruhi oleh paranoid, ketakutan, dan ketidak jelasan yang berlebihan. Sang sutradara Denis Villenueve berhasil mengeluarkan suasana penuh emosional di filmnya satu ini dan ditambah musik dari komposer Johann Johanson yang menambah haru suasana.

Arrival’ adalah salah satu film paling emosional yang pernah dibuat oleh Villenueve dibandingkan film-film sebelumnya yang tidak lepas dari tema yang gelap dan suram. Bagaimana ia mengadaptasi naskah tersebut bersama Eric bukanlah keberhasilan ia satu-satunya di film ini, ia berhasil menangkap shot yang bisa membuat mata terbuka lebar saat melihatnya, direksinya yang solid berhasil menangkap  semua momen-momen yang cukup memorable.

Salah Satu Shot Terbaik Di Arrival Via Paramount Pictures

Kekurangan dari film ini adalah dari trailernya yang setidaknya menampilkan sebagian besar dari ceritanya namun untungnya tidak untuk klimaks yang merupakan bagian terbaik dari film ini. Selain itu karakter Ian Donelly kurang mendapat perhatian lebih meskipun termasuk sebagai karakter utamanya disini, biar diperankan dengan baik oleh Jeremy Renner karakternya tidak dikembangkan dengan baik dan terasa seperti tidak memiliki dampak apapun kedalam ceritanya.

Score : 9.7

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.