Review Film: Godzilla vs Kong (2021), Baku Hantam Nomor Satu (SPOILER!)
Godzilla vs Kong adalah film pertama yang saya lihat di Bioskop setelah tutup sekian lama karena masalah virus Corona. Godzilla vs Kong adalah instalasi film ke-4 dari MonsterVerse melanjuti cerita dari film sebelumnya yaitu Godzilla: King of the Monsters (2019), Godzilla (2014), dan Kong: Skull Island (2017). MonsterVerse adalah salah satu film aksi yang masih saya ikuti sampai sekarang, karena melihat monster besar menantang monster besar lainnya adalah hal yang sulit untuk dilewatkan. WarnerBros kali ini mendatangkan King Kong dan Godzilla dalam satu layar setelah 59 tahun lamanya. WB mempercayakan film ini di tangan sutradara Adam Wingard, yang pernah menggarap Death Note (Netflix/2017), V/H/S (2012), dan Blair Witch (2016). Junkie XL atau Thomas Holkenborg juga hadir untuk meracik soundtrack yang ada dalam proyek Adam Wingard kali ini.
Millie Bobby Brown dan Kyle Chandler juga hadir kembali untuk memerankan peran lama mereka dari film sebelumnya, Godzilla: King of the Monsters (2019) sebagai anak dan bapak. Dalam GvK juga membawa wajah-wajah baru mulai dari aktor Alexander Skarsgård sebagai Nathan Lind, Rebecca Hall sebagai ilene Andrews, Julian Dennison sebagai Josh Valentine, Demián Bichir sebagai Walter Simmons, aktris cilik pendatang baru Kaylee Hottle sebagai Jia, Eiza González sebagai Maya Simmons, Brian Tyree Henry sebagai Bernie Hayes dan Shun oguri sebagai Ren Serizawa.
Dengan budget mencapai 160-200 juta USD, melalui trailernya kita dijanjikan showdown antar 2 monster legendaris ini. Jika kalian pernah melihat King of the Monsters (2019), pada credit-nya kita diberi beberapa petunjuk mengenai Kong di Skull Island, menandakan bahwa Kong masih hidup, dan teori Bumi Kopong atau hollow earth yang dipastikan akan hadir dalam film Godzilla vs Kong. Selain itu pada post credit scene di akhir Godzilla: King of the Monsters (2019), diperlihatkan juga mengenai potongan kepala Ghidorah yang akan juga memiliki peran di GvK. Sayangnya nasib berbeda kepada aktor Charles Dance yang tidak kembali hadir di MonsterVerse sebagai Alan Jonah di GvK, meskipun dirinya diperlihatkan masih hidup dan merupakan orang yang menyimpan kepala Ghidorah di sebuah gudang bawah tanah rahasia pada akhir kredit film di KotM. Jadi siapakah yang akan menang? Siapa diantara mereka yang akan menjadi apex dan puncak rantai makanan di muka bumi?
Sinopsis
3 atau 5 tahun
setelah petarungan besar antara Godzilla dengan Ghidorah, dunia mulai damai dan
tidak ada serangan titan lagi. Kong masih hidup di skull island dibawah pengawasan ketat oleh Monarch, sang monster
telah tumbuh besar dan cerdas. Di skull
island Kong diteliti oleh seorang ahli bahasa bernama Dr. Illene Andrews
yang mencoba membangun cara berkomunikasi dengan sang monster. Kong juga
terlihat menjalin hubungan cukup dekat dengan putri angkat dari Dr. Illene,
seorang gadis kecil bernama Jia, satu-satunya etnis Iwi yang berhasil Kong
selamatkan setelah ada bencana besar menyapu bersih suku Iwi dari skull island.
Warner Bros |
Warner Bros |
Disisi lain Apex, perusahaan yang bergelut di bidang industri teknologi, siberkinetik, dan robotik, muncul menjadi superpower dan pioneer untuk membangun dunia menuju masa depan. Salah satu karyawan dari Apex di Florida, Bernie Hayes, memiliki pandangan lain terhadap Apex, ia selalu menciptakan teori konspirasi yang selalu ia sebarkan melalui podcastnya. Ditengah aktifitas mata-matanya, fasilitas Apex tempat Bernie berada tiba-tiba diserang oleh Godzilla yang mengamuk. Diatas puing-puing kehancuran bangunan Apex, Bernie secara tidak sengaja melihat mesin aneh yang sedang dibangun dalam fasilitas ini. Mendorong teori gilanya menjadi lebih jauh lagi.
Walter Simmons
presiden dari Apex, bersama dengan Ren Serizawa putra dari mendiang Ishiro
Serizawa, mendatangi Nathan Lind mantan peneliti dari Monarch yang menjadi
sebuah ahli teori Bumi Kopong/Hollowed Earth disebuah Universitas. Walter dan Ren percaya
dengan penuh keyakinan bahwa teori dari Nathan ini benar adanya, dan di dalam
bumi terdapat sebuah pasokan sumber daya energi yang sangat besar. Walter
meyakinkan Nathan untuk memandu mereka ke dunia baru ini guna mendapatkan
energi baru tersebut. Tetapi Nathan butuh bantuan dari Kong,
sebagai salah satu spesies titan yang sama seperti Godzilla, untuk bisa
menunjukkan sumber energi yang di inginkan oleh Apex yang tersembunyi dalam rongga bumi.
Warner Bros |
Nathan
kemudian bertemu dengan Illene di skull island,
meyakinkan dirinya untuk melepaskan Kong dan mengembalikannya ke habitat
aslinya yaitu di dalam rongga bumi. Illene setuju dengan rencana Nathan meski
tahu resikonya bahwa Godzilla akan mencari Kong karena dua Alpha tidak akan
bisa hidup berdampingan sampai salah satunya tunduk. Hanya saja Kong tidak
tunduk kepada siapapun. Siapa yang menduga, di suatu tempat putri dari Mark
Russell, yaitu Madison menjadi pendengar setia dari podcast milik Bernie ini. Madison menyampaikan teori konspirasi
milik Bernie kepada ayahnya yang telah menjadi direktur dari Monarch. Mark
mengabaikan teori ini, dan menyarankan Madison untuk bisa menjaga jarak
dari hal-hal yang berbahaya. Melihat tingkah Godzilla yang aneh ini Madison
tidak tinggal diam saja, bersama temannya Josh Valentine, ia berangkat mencari
Bernie.
Berhasilkah
Kong pulang dengan selamat ke habitat aslinya? Mesin apa yang dilihat oleh
Bernie? Apakah Madison bisa menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang
ia cari? Apa yang sebenarnya yang ingin Apex capai? Seperti apakah rongga di
dalam bumi ini? Jenis energi apa yang ingin mereka dapatkan? Apa yang sedang
dibangun dalam fasilitas tersebut? Siapa yang menang, Kong atau Godzilla? Semua jawaban dari pertanyaan diatas bisa anda dapatkan ketika melihat filmnya.
Bukan soal plot-nya,
baku hantam tetap nomor satu
Meski saya
bilang bahwa menonton film ini tidak perlu untuk berpikir keras, saya juga
tidak bisa menahan diri dengan mencoba merasionalkan beberapa bagian dari
filmnya. Jujur saja, pengalaman kali ini menjadi salah satu momen yang cukup
lucu bagi saya. Salah satunya adalah proses perjalanan Kong menuju antartika,
terdapat emphasis yang diberikan dalam ceritanya jika Kong dan Godzilla tidak
boleh bertemu. Kong merupakan satu-satunya titan Alpha yang masih tersisa di
muka bumi, dan penangkaran yang dibangun oleh Monarch di sekitar skull island hanya demi mencegah
Godzilla untuk mencari Kong. Masalahnya adalah kedua titan ini tidak mau tunduk
pada siapapun, dan satu-satunya cara untuk menyelesaikan masalah ini bagi
keduanya yaitu melalui baku hantam.
Warner Bros |
Apex tahu
resiko yang mereka hadapi dengan mengeluarkan Kong dari tempat penangkarannya
akan membuat kadal raksasa berkekuatan reaktor nuklir bakal mengejar mereka
sampai ke ujung dunia. Mereka (Apex) tentunya ingin menghindari konfrontasi
ini, namun entah bagaimana caranya tim ekspedisi ini justru memutuskan
untuk mengantar Kong melalui jalur laut, dan sepertinya lupa bahwa Godzilla
mampu berenang lebih cepat dari Michael Phelps. Saya sempat berimajinasi
mengapa mereka tidak membawa kong lewat jalur udara saja, toh jika lewat udara
Godzilla tidak bisa mengejar mereka, kecuali Mothra hidup kembali dan membawa
Godzilla bersamanya. Namun saya sempat berkompromi bahwa imajinasi saya mungkin
teralu berlebihan, karena alat transportasi udara mana yang mampu mengangkat
Kong? Tetapi saya dibuat salah, karena Apex ternyata mampu melakukan hal yang
berlebihan tersebut dengan membawa Kong lewat udara. Setelah kehilangan hampir
seluruh armada laut mereka yang dihancurkan oleh Godzilla, membuat mereka sadar
bahwa transportasi laut mungkin bukanlah pilihan yang terbaik untuk mereka
pilih.
Warner Bros |
Warner Bros |
Tetapi saya
merasa bahwa ini bukan pilihan yang buruk, karena sepertinya sang sutradara
ingin menghadirkan pertarungan antar Kong dengan Godzilla secepatnya, dan plot
laut hanya untuk sekedar memberikan konteks semata. Adam Wingard tahu
apa yang diinginkan oleh penontonnya, yaitu pertarungan antar monster yang seru.
Justru jika filmnya lebih fokus kepada naratif ceritanya, malah akan membuat
film ini kehilangan daya tarik. Saya tidak bisa membayangkan jika film ini
hanya fokus di seputar perjalanan Kong dan penyelidikan Madison saja, dan
pertarungan Kong dengan Godzilla hanya terjadi di akhir film, tentu akan
membuat filmnya cepat membosankan dan sulit untuk dilihat.
Big Monkee
Godzilla vs Kong tidak memiliki plot yang kompleks ataupun rumit, ceritanya memang berupa cookie cutter dengan mempertahankan pola seperti film-film MonsterVerse sebelumnya. Adam sang sutradara tetap mengasah pertarungan monsternya sebagai poin utama yang ingin diperlihatkan, dan memang terkesan tidak begitu peduli jika ceritanya terlihat klise atau tidak masuk akal pada beberapa bagian. Karena selama Godzilla dan Kong beradu pukulan dan berkelahi di tengah kota, semua itu sudah cukup untuk membuat filmnya tetap menarik. Oleh karenanya perlu digaris bawahi bahwa tidak heran jika kebanyakan dari orang yang melihat film ini hanya untuk sekedar hiburan semata, yang ingin melihat kota-kota dihancurkan oleh pertarungan monster-monster raksasa.
Warner Bros |
Warner Bros |
Dalam Godzilla vs Kong ceritanya dibagi menjadi 2 plot, dimana Kong dan Madison yang menjadi pemeran protagonis utamanya. Keduanya memiliki aktifitas dan tujuannya masing-masing, namun tetap berada dalam satu alur cerita yang sama. Kong akan berada dalam plot utama filmnya yang akan lebih fokus terhadap perjalanannya menuju rongga bumi / hollowed earth, sedangkan Madison Russell berada dalam sub-plot dan lebih fokus kepada penyelidikannya terhadap Apex dan mencari jawaban atas prilaku Godzilla yang tiba-tiba saja aneh. Sepanjang filmnya saya rasa kedua plot ini berhasil menjawab pertanyaan-pertanyaan dibalik filmnya secara keseluruhan, dan tidak meninggalkan kesan yang menggantung. Mulai dari mengapa Kong dan Godzilla tidak bisa hidup koexist antara satu dengan yang lainnya, melihat habitat asli kong dan asal usul monster-monster titan di bumi, rahasia dari Apex, dan peran bangkai Ghidorah yang sempat diperlihatkan pada akhir kredit Godzilla: King of the Monsters (2019). Semua hal itu akan saling berkoherensi dan membuat ceritanya lebih progresif, hingga filmnya bisa menampilkan pertarungan akhir yang memuaskan pada akhir film.
Warner Bros |
Warner Bros |
Seperti yang bisa di duga, Kong yang menjadi pemeran utama disini akan memiliki banyak plot armor yang melindungi gorilla satu ini dari sang reaktor berjalan yaitu Godzilla. Mulai dari kecerdasan primata, ukuran yang dibuat sama besarnya dengan Godzilla, sampai menemukan kampak yang terbuat dari sisik Godzilla di kampung halamannya yang berada dalam rongga bumi. Perlu anda ketahui bahwa kampak ini sangat sakral bagi Kong agar bisa seimbang dengan lawannya, karena senjata ini mampu menahan atomic blast milik Godzilla yang kekuatannya mampu menembus sampai inti bumi. Untuk lebih adilnya lagi, Godzilla juga tidak akan masuk ke bentuk terkuatnya seperti yang ada di King of the Monster (2019), karena Mothra tidak kembali disini (wafat). Jika saja Kong sampai menghadapi Godzilla yang menyala merah layaknya seperti inkarnasi penghancur yang datang dari lubang neraka yang paling dalam, kera satu ini akan membutuhkan seluruh plot armor dan penulis naskah filmnya harus memiliki semua keberuntungan yang ada di alam semesta hanya untuk meyakinkan penontonnya bahwa Kong adalah lawan yang sepadan jika menghadapi Godzilla dalam bentuk ini.
Warner Bros |
Tidak hanya
Mothra saja, namun Rodan, MUTO, Scylla, Behemoth, Methuselah, juga tidak muncul
disini. Mereka hadir dalam sebuah layar yang menampilkan status mereka telah
dikalahkan, entah oleh Godzilla atau faktor lain seperti manusia, namun ini
adalah konteks yang diberikan mengapa monster-monster tersebut tidak terlihat
lagi di permukaan. Untuk pengecualian yaitu Skullcrawler, monster yang muncul
pertama kalinya dalam film Kong: Skull Island, juga turut kembali sebagai
subjek eksperimen rahasia yang dilakukan oleh Apex. Monster-monster baru juga
dikenalkan disini setelah kita datang di rongga bumi, mulai dari tarantula
raksasa yang dimakan oleh kadal raksasa, lalu ada Warbats monster seperti ular
kobra yang bisa terbang, Hellhawks berkepala seperti burung bangkai namun
memiliki sayap seperti kelelawar, dan saya juga sepertinya melihat monster dari
skull island lagi yaitu Leafwings
meski saya ragu apakah itu benar atau bukan.
Josh Bizzare Adventure
Jika anda
berharap Mark Russell akan kembali menjadi protagonis utamanya disini,
siap-siap saja untuk kecewa. Karena kali ini justru Madison yang akan kebagian
lebih banyak waktu tayang ketimbang ayahnya sendiri. Bahkan porsi tayang dari
karakter Mark bisa dibilang sangat sedikit sekali, dan tidak memiliki dampak
apa-apa ke dalam plot ceritanya. Bersama dengan Josh dan Barnie, kelompok
Madison adalah yang berurusan dengan hal-hal komedik dan mengundang gelak tawa,
sedangkan grup Kong lebih bersifat serius. Millie Bobby Brown yang kembali
memerankan Madison dalam GvK, kali ini diberikan karakter yang lebih banyak
memiliki karakteristik dan konteks dibandingkan film sebelumnya.
Warner Bros |
Millie tidak
lagi memerankan gadis remaja yang terus-terusan menunggu untuk diselamatkan
oleh ayahnya, sekarang karakter Madison lebih terlihat dewasa tetap dengan
sifatnya yang berani dan nekat. Keunikan baru lainnya dalam karakter Madison
adalah obsesinya. Pemikirannya sudah seperti orang yang terkena pengaruh pahaman
tertentu karena teralu sering membaca berita/informasi yang mereka dapat dari sharing WhatsApp atau Facebook yang validasinya perlu
dipertanyakan. Ada alasan mengapa
Madison bisa seperti ini dan itu semua tidak lain adalah demi membela Godzilla.
Dalam filmnya, Godzilla, setelah beberapa tahun tiba-tiba muncul kembali dan
menyerang Kota dengan meninggalkan kerusakan yang besar. Sebagai fans nomor 1
Godzilla, Madison memberikan benefit of
doubt kepada kadal nuklir satu ini dan berasumsi bahwa ada faktor lain yang
menyebabkan Godzilla mengamuk. Dirinya bertentangan dengan sang ayah yang
beranggapan bahwa Godzilla bagaimanapun adalah monster yang tindakannya tidak
bisa diprediksi oleh siapapun. Oleh karenanya Madison seperti mencari sesuatu
atau seseorang untuk disalahkan, dan podcast
milik Bernie, seseorang yang menyusup ke dalam Apex untuk membongkar rahasia
perusahaan raksasa ini, cocok dengan kecurigaan dan asumsi liar dari Madison. Sehingga
Madison menjadi sangat terobsesi untuk mencari kebenaran dibalik perusahaan
satu ini, dan agenda apa yang mereka sembunyikan dari publik, yang semua itu
menjadi faktor dan misi utama Madison dalam filmnya.
Warner Bros |
Karakter Bernie
merupakan tipikal karakter yang terdengar gila dan selalu mengoceh soal teori
konspirasinya, tujuannya tidak lain untuk membuktikan bahwa dirinya benar. Tidak
hanya itu Bernie juga karakter yang memiliki latar belakang yang juga klise, ia
menyimpan botol berisikan whiski ditambah dengan omongan edgy seperti pada hari botol ini kosong maka disitulah aku akan
menyerah, atau mati, entah bagaimana kau menafsirkan giving up dalam kamus-mu. Dalam
film aksi, jika ada karakter yang sudah bersikap nothing to lose seperti ini, sudah pasti perkembangan karakternya
akan berakhir untuk mengorbankan diri demi kepentingan pemeran utamanya. Memang
ada momen dimana Bernie akan meminum tegukan terakhir dari botolnya yang
berharga itu, tapi sutradaranya ternyata memiliki skenario lain bagaimana
karakter ini nanti akan menghabiskan momennya. Saya dibuat kecolongan karena
alih-alih Bernie mendapatkan momennya sendiri, dengan alunan lagu yang sedih
dan aksi yang heroik, justru momennya dibuat komedik dan perlu saya akui ini
sangat anti klimatiks sekali.
Warner Bros |
Josh merupakan
karakter favorit saya disini, dan terdapat beberapa alasan mengapa saya memilih
josh bizzare adventure sebagai judul
diatas. Josh merupakan salah satu tokoh yang paling saya harapkan untuk bisa kembali
jika sequel dari MonsterVerse dilanjutkan. Karakter Josh diperankan oleh
Jullian Dennison, anda mungkin tidak asing terhadap aktor satu ini karena
dirinya pernah memerankan bocah yang bisa mengeluarkan bola api dalam film Deadpool 2. Josh adalah bocah tambun yang
berpenampilan seperti seorang geek,
yang terpaksa membawa mobil van milik kakaknya, agar sahabatnya Madison bisa bertemu
dengan seorang podcaster gila untuk
membongkar rahasia besar. Karakternya dibuat sebagai orang normal yang selalu
menjawab dengan hal-hal rasional diantara dialog Madison dan Bernie yang diluar
batas pemahamannya. Seperti contohnya ketika mereka membicarakan soal
konspirasi air ledeng yang seolah seperti tidak ada hubungannya, namun hanya
sekedar untuk memperlihatkan bahwa dirinya bakal tidak nyambung dengan Madison
dan Bernie. Lucunya lagi adalah sebenarnya adegan dari Madison dan kawan-kawan
bisa saja di potong dan tidak masuk dalam filmnya karena peran mereka disini
hanya sekedar untuk membangun hype dari
Mecha Godzilla. Karena tanpa campur tangan merekapun, Mecha Godzilla lepas
kendali, orang-orang Apex mati karena ciptaan yang mereka buat dan berakhir
dengan dikalahkan oleh Kong dan Godzilla.
People come and go
Apex Cybernetics merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang teknologi, industri yang mereka bangun diceritakan merupakan yang terbesar dan paling berpengaruh di Bumi. Apex dikepalai oleh Walter Simmons, orang dengan perangai yang tenang dan terlihat memiliki pandangan untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik. Meski begitu sifat aslinya diperlihatkan sebagai orang yang emosional, sembrono, dan sangat ambisius untuk mencapai tujuannya. Mengenai ambisi yang ingin Walter capai dalam film ini sayapun tidak bisa menggolongkannya sebagai hal yang egois, tujuannya murni untuk kebaikan umat manusia itu sendiri. Walter sama seperti dengan Russel, melihat Titan sebagai ancaman bagi umat manusia, hanya saja Walter mengambil langkah yang lebih ekstrim dan ingin membinasakan semua Titan yang ada, berkeyakinan bahwa umat manusialah yang seharusnya berada di puncak rantai makanan. Tidak mengejutkan mengapa ia menamai perusahaannya sendiri sebagai Apex.
Warner Bros |
Melalui visinya, Walter dengan segala sumber daya yang ia miliki berhasil membangun sebuah
senjata mematikan berupa Mecha Godzilla. Cara robot besar satu ini dikendalikan
memanfaatkan jaringan telepati yang dimiliki oleh tengkorak milik Ghidorah. Dengan
menanamkan satu tengkorak dalam kepala Mecha Godzilla, dan satu tengkorak lagi dijadikan
sebagai pusat komando dengan setup VR,
hal ini memungkinkan Mecha Godzilla dikendalikan secara remote atau jarak jauh. Disini menjawab pertanyaan mengapa Alan
Jonah hanya menemukan satu tengkorak saja di akhir Godzilla: King of the
Monster (2019), karena dua sisanya selama ini dimiliki oleh Apex. Hanya saja yang menjadi masalah saya disini adalah pilot dari Mecha
Godzilla yaitu Ren Serizawa yang tidak diberikan latar belakang yang pantas
mengesampingkan bahwa ia sebenarnya adalah anak dari Ishiro Serizawa. Lalu
karakternya mati kesetrum begitu saja ketika Mecha Godzilla mengalami malfungsi
dan lepas kontrol. Nasib karakter ini juga dialami oleh Maia Simmons, putri
dari Walter, yang mati tanpa meninggalkan kesan atau remark yang bisa di ingat. Tidak hanya itu cara Walter mati-pun
juga seperti kebanyakan tokoh-tokoh jahat tahun di film era 90an. Tapi setidaknya
karakter-karakter baru kali ini tidak perlu repot-repot kembali, dan dilupakan
begitu saja seperti karakter-karakter yang ada di film sebelumnya. Sayapun ragu apabila Apex memiliki peluang untuk kembali lagi di film MonsterVerse selanjutnya.
Kesimpulan
Godzilla vs Kong tetap bisa menampilkan pertarungan yang seru antar monster, momen ketika Kong membantu Godzilla untuk mengalahkan Mecha Godzilla bisa dibilang cukup memorable. Hanya saja saya tetap merasa bahwa film sebelumnya yaitu Godzilla: King of the Monsters, masih lebih superior dibandingkan dengan film ini. Meskipun saya suka dengan karya Junkie XL yang menjadi komposer dari film Godzilla vs Kong, saya merasa bahwa komposer film sebelumnya Bear McCreary lebih nendang ketika membuat soundtrack. Meski Adam Wingard tahu apa yang disukai penontonnya namun tidak bisa melanjutkan cerita yang bisa terasa relevan dari film sebelumnya, bahkan disini tidak ada credit scene-nya. Banyak karakter yang dilupakan, bahkan namanya tidak disinggung disini. Mulai dari Alan Jonah, Illene Chen, Sam Coleman, dan Rick Stanton, karakter-karakter ini namanya saja tidak terdengar sepanjang film. Bahkan karakter seperti Rick Stanton yang bersikeras akan teori rongga Bumi, perannya digantikan oleh Natahn Lind yang juga merupakan ahli teori hollowed earth lainnya.
Warner Bros |
Warner Bros |
Warner Bros |
Adam Wingard
setidaknya memberikan latar belakang agar penontonnya tahu akan motivasi dari beberapa karakternya, dari Nathan
yang saudaranya meninggal, Bernie yang istrinya meningal, dan Jia yang satu
kampungnya meninggal. Sayangnya tidak berlaku pada karakter Ren Serizawa yang saya
baru sadar merupakan anak dari Ishiro setelah saya melihat IMDb dari film ini. Filmnya
juga tidak berusaha keras untuk terlihat pintar, meskipun iya dialog serius
dalam filmnya bisa terkesan lucu sembari melihat ekspresi aktor/aktrisnya
memasang wajah yang serius. Dialognya sendiri pun juga seperti film sebelumnya,
terdengar klise, teralu dramatis, dan semua orang berteriak sana sini bertanya
apa yang sedang terjadi. Filmnya juga berusaha sekeras mungkin untuk membuat
kita lebih simpati kepada Kong, mulai dari suka anak-anak, bisa bahasa isyarat,
dan punya kampak. Meski begitu saya rasa kebanyakan penonton yang memilih
menonton film ini tidak akan begitu ambil pusing, selama porsi baku hantam
antar monster lebih banyak dibandingkan dramanya, dan Godzilla vs Kong berhasil
menghadirkan hal tersebut.
Godzilla vs Kong (2021)
Pertarungan epik antara 2 Alpha Titan akhirnya terjadi, filmnya berhasil menampilkan pertarungan yang seru tanpa harus terikat dengan plot dari film sebelumnya. Dengan cerita yang ringan filmnya menambah dalam ceritanya, dan menampilkan hubungan antara monster dengan manusia yang lebih akrab.
Tidak ada komentar: